Kecaman Amerika Ketakutan Amerika Terhadap Iran


Sidaharja.id - Atase Pertahanan Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta, Kolonel Shariar Dasin menyatakan pembelian rudal pertahanan S-300 merupakan prioritas bagi sistem pertahanan Iran. 

Pemerintah Iran menanggapi santai kecaman Amerika Serikat soal pembelian sistem rudal pertahanan S-300 dan jet tempur Sukhoi S-30 produksi Rusia. Menurut Iran, pembelian sejumlah persenjataan tempur ini merupakan langkah penting untuk memperkuat sistem pertahanan dalam negeri.

Sistem rudal pertahanan darat-ke-udara S-300 produksi Rusia pertama kali digunakan ketika puncak Perang Dingin pada 1979. Dalam format yang sudah diperbarui, sistem rudal pertahanan ini merupakan salah satu sistem yang tercanggih di jenisnya, menurut lembaga think tank keamanan Inggris, RUSI. Sistem rudal ini dapat melibatkan sejumlah pesawat dan rudal balistik dalam jarak sekitar 150 km.

Atase Pertahanan Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta, Kolonel Shariar Dasin menyatakan pembelian rudal pertahanan S-300 merupakan prioritas bagi sistem pertahanan Iran.

"[Sistem rudal] S-300 merupakan sebuah kontrak yang kami tandatangani dengan Rusia beberapa tahun yang lalu. Berdasarkan kontrak itu, kami seharusnya sudah menerima sistem itu beberapa tahun yang lalu juga. Kontrak ini sudah dilaksanakan dan tahap pertama pengiriman sudah dilakukan," tutur Dasin ketika ditemui dalam Peringatan Hari Ulang Tahun Pasukan Bersenjata Iran di Jakarta, Jumat (15/4).

"Jika ada yang mengecam, kami tidak anggap begitu penting karena ini berhubungan dengan sistem pertahanan negara kami yang merupakan prioritas," tuturnya.
Pada awal April lalu, Amerika Serikat juga berjanji akan menjegal rencana penjualan jet tempur Su-30 oleh Rusia ke Iran, karena menilai penjualan ini dilarang berdasarkan resolusi PBB 2231 tanpa persetujuan dari Dewan Keamanan.

Jet tempur Su-30 adalah jet tempur multifungsi yang bisa terbang di semua cuaca serta melakukan serangan udara-ke-udara dan udara-ke-darat. Untuk menjegal penjualan jet tempur ini, AS bahkan berencana melancarkan veto di Dewan Keamanan PBB.

Dasin menilai pembelian sistem rudal pertahanan dan jet tempur adalah upaya Iran untuk membela diri, yang seharusnya menjadi hak dasar bagi semua bangsa. "Biasanya, untuk membela diri, kami tidak pernah meminta izin kepada negara manapun," tuturnya.

"Bukan hanya Amerika, negara-negara adidaya lainnya juga tidak boleh melakukan sesuatu yang dapat mengabaikan hak ini," ucap Dasin.

Dasin memaparkan kecaman AS ke Iran semacam ini bukan pertama kali terjadi. "Itu bukan merupakan hal yang baru bagi kami. Itu merupakan gaya diplomasi Amerika Serikat terhadap Iran sejak 30 sekian tahun yang lalu," katanya.

Kerja sama militer dengan RI

Dalam kesempatan itu, Dasin juga menurutkan keinginan kerja sama di bidang militer dengan Indonesia. Dasin memaparkan Iran memandang Indonesia sebagai negara sahabat dengan penduduk Muslim terbesar di dunia.

"Indonesia adalah salah satu negara yang sangat mendukung kami, bahkan di era penjatuhan sanksi kepada kami. Di bidang pertahanan, kami tengah berupaya agar memiliki hubungan yang sama eratnya seperti hubungan politik kedua negara," tuturnya.

Dasin menyatakan siap membina kerja sama pertahanan dengan Indonesia khususnya di bidang produksi persenjataan maupun latihan militer bersama.

Peringatan Hari Ulang Tahun Pasukan Bersenjata Iran pada Jumat dihadiri oleh para pejabat tentara nasional Indonesia, pejabat tinggi departemen pertahanan, kepolisian, serta atase pertahanan berbagai kedutaan negara yang ada di Jakarta.


Previous
Next Post »
Thanks for your comment